Bincang Bersama ATLM dari Forensic Laboratory Belanda dalam Webinar Online

Bincang Bersama ATLM dari Forensic Laboratory Belanda dalam Webinar Online

Assalamu'alaikum Wr. Wb, Jum'at 07 Agustus 2020 - Himpunan Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis (HMTLM) bekerjasama dengan Prodi TLM Politeknik Aisyiyah Pontianak menggelar webinar nasional bertema The Laboratory for National Defense (Mengintip Duna Tenaga Laboratorium Medis dalam Perannya di Bidang Pertahanan Keamanan Negara) secara online.

Dalam kegiatan ini sebenarnya akan mengupas tuntas gambaran kerja tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medis (ATLM) di laboratorium milik pemerintah, sehingga pemateri 1 awalnya ingin mengundang ATLM yang bekerja di laboratorium Tentara Nasional Indonesia (TNI). Namun karena ada pemateri 1 berhalangan akhirnya digantikan oleh dosen prodi TLM Politeknik Aisyiyah Pontianak sekaligus relawan di laboratorium Covid RS. Universitas Tanjungpura (Untan), Puji Astuti, M.Sc.

Kegiatan ini dipandu oleh moderator mahasiswa TLM Politeknik Aisyiyah Pontianak, Uray Dinda Saputri. Peserta kegiatan yang terlibat dalam kegiatan sekitar 100 an orang, sebagian besar adalah calon mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi. Selain itu hadir juga mahasiswa ATLM dari kampus lain seperti Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) dan Politeknik Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Pontianak.

Dalam sesi 1, Puji Astuti menyampaikan bagaimana bekerja di laboratorium Covid-19. Dalam penyampaiannya Puji menjelaskan bahwa menjadi laboran terutama dalam kondisi Covid seperti ini merupakan tantangan yang paling berat karena harus berhadapan langsung dengan sampel yang berasal dari pasien terinfeksi Covid-19. Jika teledor sedikit aja dalam tindakan atau tidak tepat dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) maka sudah pasti virus tersebut akan langsung menularkan kepada praktisi yang menangani sampel tersebut. Meskipun demikian, ada kepuasan sendiri bagi Puji ketika dapat membantu pemerintah memberikan laporan hasil pemeriksaan kepada tenaga kesehatan lain seperti dokter, perawat dan bidan. Puji dan beberapa tim dosen yang juga bekerja sebagai relawan di laboratorium Covid-19 juga berniat ingin melakukan riset untuk menghasilkan data yang bisa digunakan pemerintah sebagai data bank mengenai rantai Covid-19 yang ada di Indonesia. "Nantinya data bank ini bisa dipakai buat pmerintah atau pihak yang ingin mengembangkan vaksin Covid-19 setidaknya kami bisa menyumbangkan 4 data saja dari Kalbar untuk mengisi data bank itu sudah cukup", ungkap Puji. Selain itu, Puji juga berharap kepada semua masyarakat untuk bisa berkontribusi membantu pemerintah dalam melawan Covid ini dengan mengikuti protokol kesehatan, terutama dalam penggunaan masker untuk pencegahan.

Sedangkan dalam Sesi 2, Charlotte Stoklerman, M.Sc menyampaikan bagaimana gambaran bekerja di laboratorium forensik Netherland (Belanda). Dalam pemaparannya, Charlotte menunjukkan ada pembagian tim khusus yang menangani kasus kriminal dan yang paling menarik menurut penulis adalah di sana tersedia tim yang bertugas membuat model tempat perkara kasus kriminal dalam bentuk virtual reality (VR) sehingga Hakim atau Jaksa dapat melihat langsung lokasi kejadian menggunakan alat VR. Selain itu, juga ada tim yang bertugas untuk menganalisa jejak ban, dan alat-alat yang telah dipegang oleh pelaku tindakan kejahatan. Sedangkan di laboratoriumnya, Charlotte menjelaskan alat-alat yang digunakan untuk menganalisa data seperti materi DNA umumnya juga digunakan di Indonesia seperti fluorosense fotometer, lighting dan lain-lain. Menurut informasi dari Chalotte, jika ada lulusan ATLM dari Indonesia yang inign bekerja di laboratorium forensik Belanda harus bisa menguasai bahasa Belanda (Deustch) karena sebagaian besar di sana untuk berkomunikasi menggunakan bahasa tersebut. Sehingga tidak cukup jika hanya menguasai bahasa Indonesia.